Seseorang berkata " Nilai IP anda dikampus itu tak berguna, kalau anda hanya tahu teori namun tidak terjun langsung ke masyarakat "
perkataan diatas saya temukan dalam salah satu status orang (saya ga tau dan ga temenan di FB sama selain orang )
perkataannya benar, tapi ada juga kurangnya, begini misal :
" nilai bagus juga buat apa kalau ga mau sosialisasi gitu, ga mau terjun langsung ke masyarakat " --> bisa jadi yang ngomong kaya gini nilainya ancur minah duakom atau nasakom, jadi merasa udah berkontribusi sama masyarakat sehingga mencela orang yang nilainya bagus tapi katanya ga mau terjuan langsung :
Tanya diri kita sebelum mencela orang :
1. boleh jadi murid atau mahasiswa yang mati-matian mempertahankan nilai karena itu amanah dari orang tuanya, karena memang ada sebagian orang tua yang sangat perhatian dengan nilai anak-anaknya
2. boleh jadi orang yang kita anggap ga berkontribusi sama masyarkat karena ga ikut organisasi dikampus misalnya, dia itu udah terlalu sibuk dirumah membantu ortu atau saudaranya, yang punya usaha misalnya
sehingga dia tidak punya banyak waktu di kampus. beda dengan sebagian orang yang menganggap orang lain tidak berkontribusi karena ga mejeng dijalan tapi mereka lupa ma keluarganya???!!!
3. boleh jadi orang tersebut sedang mempersiapkan sebuah formula untuk kebaikan umat sehingga ingin memaksimalkan waktu ngampusnya untuk belajar agar tatkala lulus tak jadi beban masyarakat, dan banyak kemungkinan lainnya..
seringkali timbunnya celaan pada sesuatu yang tinggi itu datang dari rasa iri dan ketidakmampuan, sehingga dengannya kita mengangap remeh orang lain sebagai bentuk "menghibur diri"
ada lagi suatu kasus:
A : " aLhamdulillaah ya, ukhti Ono sudah hafidzah "
B menimpali : " banyaknya hafalan itu ga berguna yang penting itu pengamalannya, para sahabat nabi dulu ga pernah beranjak menghafal dari 10 ayat sebelum diamalkan "
lihat komen si ukhti B ini, bukannya senang dengan saudaranya yang sudah berusaha melakukan kebaikan, namun malah mengomentari dengan hal yang justru " menjatuhkan" meskipun itu perkataan yang benar.
hal ini bisa timbul karena berberapa hal :
1. iri karena dirinya belum punya hafalan sebanyak itu sehingga menghibur diri sendiri dengan cara mengucapkan hal tersebut
2. punya masalah dengan cara berkomunikasi
ketika kita mendapatkan kabar gembira, maka berilah apresiasi dengan berkata " Alhamdulillaah" " Barakallahufiik" atau yang sebagainya yang memberikan ketentraman dan kebahagiaan, adapun kalau ingin menasihati maka lihatlah waktu yang tepat.
selain itu, sebelum berkomentar tanya hati kita : apakah aku iri sehingga akan berkomentar demikian dan demikian, kalau tak mampu menahan dengan mengatakan perkataan yang baik, maka diam lebih utama untuk dilakukan.
#muhasabahdiriaja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar