Sabtu, 02 Agustus 2014

Mengatasi Trauma Akibat Bullying




Bismillahirrahmanirrahim..

Tema diatas sebenarnya sudah saya angkat beberapa bulan lalu, dan ternyata cukup banyak inbox yang masuk, dan mohon maaf ada yang ke skip dan lupa saya balas karena kesibukan

Disini saya ingin menuliskan tips dan bagaimana agar kita bisa bangkit dari trauma masa lalu khususnya yang disebabkan karena bullying yang terjadi pada masa kecil atau remaja. Tulisan ini berdasarkan pengalaman pribadi dan juga cerita dari beberapa teman serta hasil dari membaca buku, tentang bagaimana kita membangun rasa percaya diri dan bagaimana kita menghargai diri sendiri.

Disadari atau tidak pengaruh bullying ketika masa kecil atau remaja akan berpengaruh besar terhadap pembentukan karakter setelah dewasa. Anak yang pernah mengalami bullying biasanya akan memiliki karakter yang tertutup, tempramental, susah untuk beradaptasi dengan lingkungan, memandang diri negatif, mudah berprasangka buruk terhadap orang lain dan juga mempunyai risiko besar melakukan bunuh diri !!!

Bentuk Bullying bermacam-macam, dan paling sering biasanya disebabkan karena masalah fisik. Saya ambil contoh misalnya seorang anak yang sangat gemuk dan banyak jerawat juga berpenampilan sangat sederhana ketika berada dikomunitas anak-anak yang kece-kece atau di sekolah favorit akan cenderung menjadi korban bullying dan biasanya sulit untuk punya teman, apalagi kalau sang anak sedari awal sudah memilki pikiran bahwa dirinya berbeda dari teman-temannya. Biasanya teman-temannya suka memilki julukan tersendiri untuk anak yang seperti ini, julukan-julukan yang sering membuat anak tertekan, atau pula dalam bentuk intimidasi lain seperti jahil atau lain sebagainya.

Dan sayangnya, terkadang anak yang mengalami hal seperti ini juga seringkali kurang diperhatikan oleh guru. Bukan mendeskriditkan seorang guru ya, tapi pengalaman pribadi menunjukkan sebagian guru-guru lebih care terhadap anak yang bening-bening dibanding yang di bully kaya gini .
Lalu bagaimana megatasi trauma akibat bullying :

[1] Yang pertama dan paling penting adalah SUPPORT dari orang-orang terdekat..

Ini merupakan pijakan dasar untuk seorang korban bullying bangkit dari keterpurukan. perlu ada orang-orang yang menunjukkan dan memberi tahu dirinya bahwa apa yang ada dalam pikiran dia itu salah, sesungguhnya dia memiliki banyak potensi untuk maju.

Apabila anda adalah orang tua maka kenalilah sikap dan gejala anak anda apabila dia menjadi korban bullying. Biasanya anak korban bullying cenderung lebih banyak ingin sendiri dan mengurung diri dikamar, lebih banyak menuliskan ekspresi perasannya dalam buku diary, jarang berani menatap mata orang lain ketika berbicara , dan biasanya cenderung tidak mau berbaur dengan teman-teman sebayanya.

Yang menyedihkan ada sebagian orang tua yang senang membandingkan anaknya dengan anak orang lain, hal ini sebenarnya akan menjadikan jiwa anak menjadi down karena merasa kurang dihargai dan kurang diberikan kepercayaan oleh orang tuanya bahwa dia bisa.

Oleh karenanya, hal utama yang perlu dilakukan adalah orang tua khusunya ibu melakukan pendekatan kepada anak, memberikan motivasi dan sugesti positif, atau bisa juga mengajak anak untuk bertemu dengan korban bullying yang telah sukses mengatasi masa lalunya, bisa juga orang tua membantu anak untuk melakukan perubahan-perubahan positif. Misalnya anak yang menjadi korban bullying akibat gemuk dan jerawatan maka cobalah orang tua mengajak anak untuk konsultasi denganahli gizi dan mulai melakukan pola hidup sehat dan penurunan berat badan, atau anak yang dibully karena pakaian yang norak atau dandanan yang norak cobalah ajak pada kenalan atau teman anda yang mengerti fashion dan bagaimana agar anak anda tidak norak lagi. Intinya berusaha mencarikan solusi,

Karena trauma akibat bullying itu akan hilang ketika faktor penyebabnya telah teratasi.

-Bersambung-

Minggu, 07 Juli 2013

~ Allaah berikan Udzur agar kita Bertaubat~



Tatkala tadi pagi saya mendengarkan kajian Ustadz Armen Halim Naro -Rahimahullaah- , ada satu bagian dari kalimat beliau yang membuatku tersentak. yaitu beliau mengatakan tatkala seseorang telah mendekati usia 60 tahun dan dia belum melakukan keta'atan yaitu masih banyak melakukan maksiat dan menuruti hawa nafsu, maka ucapkanlah selamat kepada orang ini karena sejatinya orang ini adalah orang yang TELAH DIBIARKAN OLEH ALLAAH, apabila diibaratkan dia seperti layang-layang yang sudah dibuang tali kendalinya oleh Allaah.

sungguh suatu penjelasan yang membuat berlinang air mata dan runtuhnya hati-hati. namun tak boleh ada rasa putus pasa untuk selalu mendoakan.

karena rasa penasaran yang sangat, saya mencoba untuk menulusuri hadist yang dimaksud oleh sang ustadz, dengan modal Yufid.com, saya temukan inilah dia, hadist beserta penjelasannya:

Nabi -Shallallaahu 'alaihi wasallam- bersabda:
أَعْذَرَ اللهُ إِلَى امْرِئٍ أُخِّرَ أَجَلُهُ حَتَّى بَلَّغَهُ سِتِّيْنَ سَنَةً

“Allah telah menyampaikan puncak dalam pemberian udzur/alasan kepada seorang yang diakhirkan ajalnya hingga mencapai umur 60 tahun.” (HR. Al-Bukhari no. 6419)

~~SIFAT-SIFAT PENGHUNI SURGA~~



Ibnul Qayyim Al-Jauziyah dalam kitab Al-Fawa’id menjelaskan tentang sifat-sifat keutamaan yang dimiliki oleh para penghuni surga, yaitu :

[1] orang yang kembali kepada Allaah (Awwab) dari kemaksiatan menuju keta’atan, dari keterlenaan menjadi terjaga. ‘Ubaid bin Amir berkata, “ orang yang kembali adalah orang yang teringat akan dosa-dosanya kemudian meminta ampun kepada Allaah atas segala perbuatannya. Sedangkan Sa’id Ibnul Musayyib berkata “ orang yang kembali adalah orang berbuat dosa lalu bertaubat dan berbuat dosa lagi, lalu betaubat lagi.”

Bagaimana Cara Mengekang Syahwat Perut ?




Syahwat perut termasuk diantara pembinasa yang paling besar. karenanya Nabi Adam 'Alaihissalam terusir dari surga. dari syahwat perut akan muncul syahwat kemaluan dan ambisi kepada harta, selain itu syahwat perut akan menimbulkan berbagai risiko penyakit mulai dari penyakit yang sifatnya ringan sampai penyakit degeneratif ( jantung, Diabetes Mellitus, stroke )

Dalam Hadist disebutkan bahwa Rasulullaah Shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,
" orang mukmin makan dengan satu perut, sedangkan orang kafir makan dengan tujuh perut " ( HR Muslim 2060)

Dalam Hadist lain Rasulullaah shallallahu alaihi wasallam menambahkan
" Bani Adam tidak mengisi bejana yang lebih buruk daripada perutnya, Cukuplah bagi anak Adam beberapa suapan yang menegakkan tulang sulbinya. Bila memang harus, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya, dan sepertiga untuk nafasnya" (HR Ahmad 17115)

Dalam ilmu kesehatan modern. manusia dianjurkan untuk makan sesuai dengan kebutuhan dan aktivitas fisiknya. semakin rendah aktivitas fisik seseorang , maka kebutuhan akan makanannya pun semakin sedikit.
seseorang yang tidak mengatur asupan makannya akan berpotensi mengalami kegemukan yang menyebabkan produktifitas menurun, mudah ngantuk dan pada akhirnya akan membuat malas beribadah, tentu hal ini sangat tercela dan merugikan.

Uqbah Ar-Rasibi -Rahimahullaah- berkata, aku pernah datang kepada Al-Hasan yang saat itu sedang makan, maka beliau berkata, " silakan". aku menjawab, " aku sudah makan sampai aku tidak bisa makan lagi ", maka timpal beliau, " apakah seorang muslim makan sampai tidak bisa makan lagi, ?

Makan secara seimbang dapat membuat badan sehat dan produktifitas meningkat. caranya yaitu dengan tidak makan sebelum ingin karena keinginanan untuk makan itu ada dua jenis ;
yang pertama karena memang tubuh sudah membutuhkan energi untuk aktivitas dengan menurunnya kadar glukosa darah sehingga hipotalamus mengirimkan sinyal bahwa tubuh membutuhkan makanan,
yang kedua, karena faktor appetite (nafsu makan) yang tidak terkontrol namun bukan karena kebutuhan, biasanya yang seperti ini berpotensi mengalami kegemukan

dan usahakan untuk tidak makan sampai terlalu kenyang. berhentilah makan ketika kita sudah merasa cukuo hilang rasa laparnya, meskipun keinginan untuk makan masih ada.

Sebaiknya, seorang muslim benar-benar menjaga apa yang dimakannya serta memperhatikan jumlahnya . jangan sampai melebihi kebutuhan sehingga menyebabkan mudharat dan kemalasan dalam beribadah...

(Mengambil Fa'idah dari Mukhtasar Minhajul Qashidin karya Imam Ibnu Qudamah Almaqdisi hal 301-302 )